Sabtu, 24 September 2011

sistem reproduksi manusia

SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

Secara umum cara perkembangbiakan makhluk hidup dapat digolongkan menjadi : reproduksi aseksual (perkembangbiakan vegetatif)  dan reproduksi seksual  (perkembang-biakan generatif).

Reproduksi merupakan proses terbentuknya individu baru.
Reproduksi bertujuan untuk melestarikan spesies agar tidak punah.

Berdasarkan cara perkembangbiakannya manusia tergolong vivipar dengan fertilisasi internal. Pria dan wanita mempunyai organ reproduksi yang berbeda.

A.1. Organ Reproduksi Pria
Organ reproduksi pria mempunyai dua fungsi reproduksi, yaitu produksi sel kelamin dan pelepasan sel-sel ke saluran sel kelamin wanita.
Organ reproduksi pria terdiri atas empat bagian utama, yaitu : testis, vas defferens, kantong sperma, dan penis.
a. Testis  (nama lain : Biji Zakar)
•    sepasang
•    berbentuk bulat telur
•    tersimpan dalam skrotum atau kantong buah zakar
•    berfungsi sebagai tempat pembentukan sel sperma dan hormon kelamin (testosteron).

b. Vas defferens (Penghubung testis dan kantong sperma)
•    berjumlah sepasang
•    saluran yang menghubungkan testis dan kantong sperma.
•    Bagian ujungnya terletak di dalam kelenjar prostat.

c. Kantong sperma (nama lain : Vesikel Seminalis)
•    berjumlah sepasang 
•    berfungsi untuk menampung sperma sebelum dikeluarkan dari tubuh .

d. Penis
•    alat kopulasi
•    di dalam penis terdapat uretra
•    Uretra berfungsi sebagai saluran urine dan saluran sperma.


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.

A.1.1. HORMONAL GONADE PRIA
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron

FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari
1.    Penis
2.    Skrotum (kantung zakar, buah zakar)

Struktur dalamnya tersusun atas
1.    Testis (biji zakar).
2.    Epididimis
3.    Vas Defferens
4.    Vesicula seminalis
5.    Uretra



Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.

STRUKTUR PENIS

Penis terdiri dari:
1.    Akar (menempel pada dinding perut)
2.    Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
3.    Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
•    Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis.
•    Dasar glans penis disebut korona.
•    Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
•    2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan
•    Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
•    Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

SKROTUM

•    Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
•    Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
•    Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
•    Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.
•    Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
•    sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, skrotum diharapkan terjadi perlindungan sperma terbentuk secara normal karena testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
•    Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

TESTES

•    Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
•    Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
•    Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).
•    Spermatogenesis (pembentukan sperma ) di Tubulus seminiferus pada testes
•    Pembentukan hormon testosteron oleh Sel Leydig di Testes
•    Pemberi makan sperma sel sertoli di testes
•    Pematangan sperma di Epididymis
•    Pembentukan semen = sperma yang siap membuahi, di Vesikula seminalis dibantu oleh 3 kelenjar kelamin yang mengeluarkan getah penguat sperma sehingga membentuk semen yaitu Kelenjar Prostata , Cowper dan Bulbo Uretra
EPIDIDIMIS
•    Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.
•    Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma.
VAS DEFERRENS
•    Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
•    Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
•    Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
Vesikula seminalis (Kantong zakar/mani/semen)
•    Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.
•    Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

URETHRA


•    Uretra berfungsi 2 fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
•    Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

KELENJAR KELAMIN LAKI LAKI
Kelenjar Prostata
•    Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul
•    Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra
•    Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
•    Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
•    Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen.
•    Biasanya ukurannya sebesar biji kacang dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia

Kelenjar Cowper
•    Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
•    Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa)

Vesikula seminalis
•    Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.
•    Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

FUNGSI PENIS
•    Selama melakukan hubungan seksual, penis menjadi kaku dan tegak sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina)
•    Ereksi terjadi akibat interaksi sitem saraf, pembuluh darah, hormon dan psikis.
•    Rangsang yang menyenangkan menyebabkan suatu reaksi di otak, yang kemudian mengirimkan sinyalnya melalui korda spinalis ke penis.
•    Arteri yang membawa darah ke korpus kavernosus dan korpus spongiosum memberikan respon, yaitu berdilatasi (melebar).
•    Arteri yang melebar menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah erektil ini, sehingga daerah erektil terisi darah dan melebar.
•    Otot-otot di sekitar vena yang dalam keadaan normal mengalirkan darah dari penis, akan memperlambat aliran darahnya.
•    Tekanan darah yang meningkat di dalam penis menyebabkan panjang dan diameter penis bertambah.

EJAKULASI
Proses keluarnya semen ( sperma mature) dari vesikula seminalis menuju urethra dan muncrat keluar penis
•    Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis.
•    Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan prostat.
•    Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra.
•    Selanjutnya kontraksi otot di sekeliling urretra akan mendorong semen keluar dari penis.
•    Leher kandung kemih juga berkonstriksi agar semen tidak mengalir kembali ke dalam kandung kemih.
•    Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur.
•    Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.
•    Tanpa terjadi ereksi yang dilanjutkan dengan ejakulasi maka proses fertilisasi tidak akan terjadi
•    Dalam ejakulasi sperma yang keluar minimal dalam 1 cc kurang lebih mengandung 20 juta sperma

Spermatogenesis :
•    updated 11/10/05)         Intro Biology I
•    Be able to recognize all reproductive structures and know their functions. Also review the embryonic stages of development of male and female reproductive structures, and know homologous structures of each sex. Male reproductive organs (1) in midsagittal view.

•    Male reproductive organs (2) in midsagittal view.

•    Cross section of penis.


•    The ductus epididymis is about 20 feet in length, and is folded and coiled into a connective tissue sheath that is about 1 1/2 inch in length.
•    Note in this view that the "Germinal cells" are also called spermatogonia. Each spermatogonium divides by mitosis to produce another spermatogonium and a primary spermatocyte. Each primary spermatocyte will undergo two meiotic divisions to ultimately produce four spermatozoa.
•    Scanning e.m. of human seminiferous tubules.


•    Spermatogonia are actually the outer layer of small cells. The large cells labeled spermatogonia are actually primary spermatocytes, and the smaller cells are secondary spermatocytes.
•    Spermatogonia are rather small cells, while primary spermatocytes are nearly twice as large (see photo above). The sustentacular cells (Sertoli cells) separate the secondary spermatocytes from immune cells, which would destroy them, since they do not have a full complement of chromosomes.



•    The diagram below illustrates how the chromosome number is reduced by one-half in the first meiotic division (also known as the reduction division).
 •    In the second meiotic division, the individual sister chromatids are separated, so that 23 chromatids remain in each spermatid. This diagram illustrates both meiotic divisions in spermatogenesis.

•    Sperms mature in the epididymis after developing in the seminiferous tubules.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria

Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

A.2. Organ reproduksi wanita
Organ reproduksi seorang wanita terdiri atas

a.    Ovarium
•    Sepasang
•    berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) di rongga perut tepatnya di daerah pinggang kiri dan kanan
•    diselubungi oleh kapsul pelindung dan
•    mengandung beberapa folikel.
•    Setiap folikel mengandung satu sel telur.
Folikel merupakan struktur, seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan melindungi perkembangan sel telur. Sel telur yang telah masak akan lepas dari ovarium. Peristiwa itu disebut ovulasi. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
b.    Oviduk
•    sepasang dan
•    berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik.
•    Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae).

Fimbrae berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium.
Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus).

Rahim merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga dilahirkan. Rahim manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai satu ruangan. Pada wanita yang belum pernah melahirkan, biasanya rahim berukuran panjang 7 cm dan lebar 4 cm. Rahim bagian bawah mengecil dan dinamakan serviks uteri, sedangkan bagian yang besar disebut corpus uteri (badan rahim). Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot yang menempel, yaitu saat terjadi menstruasi.

c. Vagina
•    organ persetubuhan dan
•    untuk melahirkan bayi.
•    banyak lipatan sehingga pada saat melahirkan dapat mengembang.
•    terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar( kelenjar bartholini)

ORGAN REPRODUKSI WANITA
Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal
•    sampai vagina : fungsi kopulasi
Internal
•    sampai Cervix : fungsi
1.    ovulasi
2.    fertilisasi ovum
3.    transportasi blastocyst
4.    implantasi
5.    pertumbuhan fetus
6.    kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh
1.    hormon-hormon
•    gondaotropin
•    steroid dari poros hormonal thalamus
•    hipothalamus
•    hipofisis
•    adrenal
•    ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.

GENITALIA EKSTERNA
Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria).
Terdiri dari bagian
1.    Labium mayora
2.    Labium minora
3.    Klitoris
4.    Vestibulum
5.    Introitus
6.    Hymen
7.    Perinium .

Uraian Materi
Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup semua organ yang dapat terlihat dari luar. Bentuk vulva pada masing masing wanita bervariasi, tapi pada dasarnya alat alat reproduksinya sama saja

Mons Pubis/ Mons Veneris
•    Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis
•    Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut

Labium mayora
•    Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut, dan bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea dari kelenjar keringat
•    terletak dibagian anterior / depan symphisis os pubis.
•    Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan ke belakang yang mengelilingi labia minora
•    Labium mayor akan ditumbuhi rambut (pubis) ke arah bawah dan belakang setelah pubertas
•    Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan batas depan dari perinium disebut Commisura posterior/ frenulum.
•    Labium mayora, ini sama atau homolog dengan dengan skrotum pada pria
•    Didalamnya terdapat lipatan jaringan tipis disebut Labium minora
•    Lapisannya berupa kulit yang sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik.

Labia Minora
•    Lipatan jaringan tipis terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor
•    Merupakan dua buah lipatan jaringan berwarna kemerahan Karena kaya akan pembuluh darah
•    Labium minora ini terlihat jika labia mayora dibuka.
•    Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian atas disebut - preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut frenulum klitoris
•    Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang mendekati - garis tengah dan menyatu dengan fuorchette.
•    Tidak mempunyai folikel rambut.namun merupakan selaput lendir yang memiliki struktur yang sama dengan kulit, yang permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam
•    Disusun oleh otot polos dengan ujung serabut saraf.yang mengelilingi lubang vagina dan uretra disisi dalamnya.


Clitoris/ Klentit
•    Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang terletak di ujung superior vulva
•    Merupakan hasil pertemuan labium minora kanan dan kiri yang membentuk tonjolan ke depan Berupa penonjolan kecil (corpus clitoridis) yang sangat peka terhadap rangsangan dan tersusun banyak pembuluh darah sehingga bisa mengalami ereksi
•    Mengandung banyak urat urat syaraf sensoris dan pembuluh pembuluh darah.
•    Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi tekanan.
•    Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan keregangan seksual.
•    Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada badannya
•    Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang pada saat tidak terangsang dan akan membesar jjika secara seksual terangsang.
•    Dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium
•    ClĂ­toris ini terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
•    Klitoris analog dengan penis pada laki-laki

Vestibulum
•    Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet. batas lateral labia minora.Berasal dari sinus urogenital.
•    Vestibulum merupakan muara muara dari 6 buah lubang

Vestibulum ini merupakan muara muara dari 6 buah lubang yaitu
•    1 muara vagina
•    1 muara urethra,
•    2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vagina
•    2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.
Introitus
•    Berupa Lubang pada vagina membentuk bangunan separuh bulan
•    Di belakang introitus terdapat lipata disebut forset
•    Jika ada rangsangan pada lubang kecil ini i akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar Bartolin. Yang ada di samping introitus

Kelenjar Bartholini dan Skene
•    Kelenjar yang penting didaerah vulva karena dapat mengeluarkan lendir.
•    Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.

Ostium Uretra
•    Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun dimasukkan ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu dengan vulva.
•    Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.

Ostium Vagina
•    Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya
•    Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutup oleh himen ( selaput dara)
Hymen
•    Berupa lapisan yang tipis bermukosa yaitu / hymen, utuh tanpa robekandan menutupi sebagian besar introitus vagina
•    Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae.
•    Namun kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis), bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan (fimbriata).
•    Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae).
•    Bentuk himen postpartum disebut parous, Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan
•    Pada tipe himen fimbriata, pada gadis sulit membedakannya dengan himen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.
•    Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna
•    Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

Perineum
•    Adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus vagina dan anus.
•    Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus.
•    Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
•    Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
•    Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur
Jadi ada yang istimewa di dalam tubuh seorang wanita dibandingkan kaum lelaki yaitu kemampuan untuk membesarkan janin dalam rahimnya.
•    Sebenarnya perbedaan antara laki laki dan perempuan adalah pada rahimnya.
•    Tapi selain rahim, organ lainnya juga sangat menentukan keberhasilan seorang wanita untuk dapat hamil dan membesarkan janin dalam rahimnya karena organ yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan sehingga proses kehamilan yang fisiologis dapat terjadi.
•    Pada dasarnya alat reproduksi wanita dibedakan menjadi 2, yaitu alat reproduksi eksterna dan interna.

GENITALIA INTERNA
ORGAN KELAMIN DALAM
1.    Vagina
2.    Serviks
3.    Uterus
4.    Tuba Falopii

Vagina
•    Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
•    Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm.
•    Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.

Serviks (leher rahim)
•    Terletak di puncak vagina
•    Merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina..
•    Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut - kerut.
•    Bentuknya bengkok ke arah depan
•    Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin
•    Merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).
•    Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar.
•    Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir yang sekresinya sangat banyak dan tebal dan sehinga tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
•    Serviks biasanya Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya
•    Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan
Rahim ( Uterus )
•    Merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dilapisi peritoneum (serosa).dan terletak di puncak vagina.
•    Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis diantara kandung kemih dan rektum
•    Dinding depan belakang dan atas tertutup peritonium , sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih
•    Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas
•    Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm
•    Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim).
•    Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan kemudian ke vagina.

Tuba falopii
•    Membentang sepanjang 5 cm sampai 7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
•    Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong membentuk jumbai (Fimbrae) sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnya ketika dilepaskan dari ovarium.
•    Ujung dari tuba falopii yang ber hubungan dengan Ovarium tidak saling menempel tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.
•    Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba.
•    Tempat terjadinya Fertilisasi /Pembuahan membentuk Zygot
•    Jika di dalam tuba falopii sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim (Uterus) .

Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian :
1.    Pars Interstitialis, terletak diantara otot rahim, mulai dari ostium internum tubae
2.    Pars Istmika tubae, bagian tuba yang berada diluar uterus dan merupakan bagian yang paling sempit
3.    Pars ampularis tubae, bagian yang paling luas dan membentuk huruf "S"
4.    Pars infudibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki umbai yang disebut fimbriae tubae

Ovarium (Indung Telur)
•    tersusun atas sepasang dikanan kiri
•    Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) berupa Folikel folikel
•    ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur.

Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita
•    Setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.
•    Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.
•    Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya.
•    Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.
Jagi ovarium
•    ovarium terdapat 2 buah yaitu kiri dan kanan. Ovarium terdiri dari 2 bagian :

1. Kortaks Ovarii
•    Mengandung folikel
•    primodial
•    Berbagai fase
•    pertumbuhan folikel menuju folikel de graaf
•    Terdapat korpus luteum dan albican

2. Modula ovarii
•    Terdapat pembuluh darah limfe
•    Terdapat serat syaraf
Fungsi Masing-masing Bagian Dari Genitalia Interna
Uterus
1.    Siklus mentruasi
2.    Kehamilan
3.    Persalinan

Tuba Falopii
1.    Menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi
2.    Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi
3.    Tempat terjadinya konsepsi
4.    Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
5.    Sampai membentuk blasrula yamg siap mengadajan implantasi

Ovarium
1.    Perkembangan dan pelepasan ovum
2.    Sintesa dan sekresi hormon steroid
NOTES
•    Geniitalia interna adalah suatu alat reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga pelvis
•    Genitalia interna terdiri dari 3 bagian yaitu uterus, tuba fallopi dan ovarium
•    Uterus terbagi atas 2 bagian yaitu : servik uteri dan corpus uteri
•    Tuba fallopi terbagi atas 4 bagian yaitu : pars interstialis, pars ismika tubae, pars ampula tubae dan pars infundibulo tubae
•    Ovarium terbagi 2 bagian yaitu : korteks ovarii dan medulla ovarii
•    Fungsi dari ovarium adalah : Perkembangan dan pelepasan ovum, sintesa dan sekresi hormon steroid.

POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI
Badan pineal
•    Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm,
•    Kelenjar ini merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon.
•    Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf.
•    Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi.
•    Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad.
•    Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.

Hipotalamus
•    Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
•    Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis).
•    Menghasilkan hormon-hormon pelepas :
1.    GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)
2.    TRH (Thyrotropin Releasing Hormone)
3.    CRH (Corticotropin Releasing Hormone)
4.    GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone),
5.    PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat :
6.    PIF (Prolactin Inhibiting Factor).

Pituitari / hipofisis
•    Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.
•    Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH – luteinizing hormone).
•    Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.

Ovarium
•    Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).
•    Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari

hormon-hormon gonadotropin.
Endometrium
•    Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.
•    Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid.
•    Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.
•    Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.

HORMON-HORMON REPRODUKSI
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).

FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).

Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea

Proses Fertilisasi dan Proses Perkembangan Zigot
Fertilisasi pada manusia diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus). Fertilisasi merupakan peleburan antara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Pada saat spermatozoa menembus dinding sel telur, ekor sperma ditanggalkan di luar. Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian oviduk atau uterus. Bersatunya inti spermatozoa dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari. Tahap-tahap ini meliputi periode preimplantasi (7 hari pertama), periode embrionik (7 minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya).



1) Periode Preimplantasi
Selama 2-4 hari pertama pasca pembuahan, zigot berkembang dari 1 sel menjadi kelompok 16 sel (morula). Morula kemudian tumbuh dan berdiferensiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini, zigot berjalan di sepanjang oviduk, setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam endometrium uterus. Morula kemudian membentuk bola berongga yang disebut blastosit. Blastosit mempunyai lapisan luar yang disebut tropoblas. Tropoblas ini berkembang membentuk membran embrio, korion, dan amnion. Korion mengalami perkembangan lebih lanjut membentuk vili. Vili ini tumbuh menjadi plasenta. Pada perkembangan lebih lanjut, antara fetus dan plasenta dihubungkan oleh tali pusar. Plasenta berfungsi sebagai jalan pertukaran gas, makanan, dan zat sisa antara ibu dan janin. Selain itu, plasenta juga berfungsi melindungi janin dari penyakit dengan membentuk imunitas secara pasif, melindungi janin dari organisme patogen, dan dapat menghasilkan hormon.

Amnion berasal dari lipatan jaringan tropoblas yang melingkupi sebelah luarembrioblas. Amnion merupakan kantong yang berisi cairan tempat embrio berada. Dinding amnion menghasilkan cairan ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio tetap basah dan tahan goncangan.

Korion merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion tumbuh keluar membentuk jonjot yang terdiri atas mesoderma dan tropoblas yang berhubungan dengan rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui perantaraan plasenta.

Alantois merupakan jaringan yang terletak di dalam tali pusat. Di dalam alantois berkembang banyak pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta.
Antara amnion dan plasenta terdapat kantong kuning telur (yolksack) atau sacus vatelianus. Yolksack merupakan tempat munculnya sel-sel darah dan pembuluh darah yang pertama. Bagian ini berfungsi menyediakan makanan utama bagi embrio.

2)    Periode Embrionik
Tahap perkembangan ini didominasi oleh pembentukan kepala. Ciri wajah makin terlihat jelas. Telinga, mata, hidung, dan leher sudah terbentuk secara normal. Pada tahap ini juga terbentuk lengan yang diawali dengan pembentukan jari-jari. Daerah kepala dan jantung akan mengalami pembesaran. Hati juga tumbuh dengan cepat hingga mendominasi organ-organ perut. Ekor akan memendek dan paha akan mengalami perkembangan. Embrio pada akhir periode ini disebut fetus.

3)    Periode Fetus
Selama 6 bulan pada periode fetus akan terjadi perkembangan yang sangat cepat dan terjadi perbaikan proporsi komponen tubuh melalui diferensiasi jaringan. Pada periode ini terjadi perkembangan tubuh dengan pesat, sehingga proporsi kepala akan berkurang sebesar setengah dari seluruh panjang tubuh.

Pada bulan keempat, wajah sudah menunjukkan seperti wajah manusia normal. Mata sudah mengarah ke lateral dan ke bagian depan wajah. Telinga juga sudah terletak pada daerah sejajar dengan mata. Lengan bawah tumbuh lebih lambat daripada lengan atas. Osifikasi sebagian besar terpusat pada tulang. Jenis kelamin fetus sudah terlihat secara eksternal pada bulan ketiga.

Pada bulan kelima, kulit yang keriput akan tertutup oleh rambut. Selama bulan ini, pergerakan fetus akan terasa oleh si ibu. Glandula sebasea terbentuk aktif tepat sebelum bayi dilahirkan (bulan ke-7 dan 8). Lemak muncul pertama kali ketika jaringan lemak berdiferensiasi dan berproliferasi sejak minggu ke-14. Pada dua bulan terakhir kehidupan fetus, lemak terdeposit mengisi keriput pada kulit dan mengisi berat badan bayi pada saat kelahiran.

Proses Reproduksi pada Manusia
Seperti organisme lainnya, manusia berkembangbiak secara seksual dan pada saat tertentu akan membentuk sel-sel kelamin (gamet). Sel-sel kelamin yang dibentuk seorang pria disebut sel mani (spermatozoa). Seorang pria dewasa menghasilkan lebih dari seratus juta sel sperma setiap hari. Adapun sel-sel kelamin yang dibentuk oleh seorang wanita disebut sel telur (ovum). Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan ovum disebut oogenesis.

Kedua proses mengawali terjadinya perkembangbiakan pada manusia.
Seorang wanita mampu memproduksi sel telur (ovum) setelah masa puber (remaja awal) sampai dewasa, yaitu sekitar umur 12 sampai 50 tahun. Setelah usia sekitar 50 tahun seorang wanita tidak produktif lagi yang ditandai dengan tidak mengalami menstruasi. Masa tersebut dinamakan menopause.
Setelah sel telur di dalam ovarium masak, dinding rahim menebal dan banyak mengandung pembuluh darah. Pembuahan didahului oleh peristiwa ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang masak dari ovarium. Jika sperma bertemu dengan ovum akan terjadi pembuahan. Pembuahan terjadi di oviduk. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Zigot yang telah berada di rahim akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio sampai dilahirkan. Masa embrio/masa kehamilan manusia sekitar 9 bulan 10 hari. Di dalam rahim embrio mendapat makanan dari tubuh induk melalui plasenta (ari-ari). Embrio di dalam rahim dilindungi selaput pembungkus berikut.

a. Amnion, merupakan selaput yang membatasi ruangan tempat terdapatnya embrio. Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embrio agar tetap basah dan menahan goncangan.

b. Korion, merupakan suatu selaput yang berada di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh membentuk jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui plasenta.

c. Sakus vitellinus (kantong kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta. Sakus vitelinus merupakan pemunculan sel-sel dan pembuluh darah yang pertama.

d. Alantois terletak di dalam tali pusat. Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan, dan ekskresi. Waktu embrio berkembang, jaringan epitelnya menghilang dan tinggal pembuluh darah yang berfungsi sebagai penghubung embrio dan plasenta.
Jika setelah ovulasi sel telur tidak dibuahi sel sperma, jaringan dinding rahim yang telah menebal dan mengandung pembuluh darah akan rusak dan luruh disebut haid (menstruasi). Peristiwa tersebut terjadi pada wanita setiap ± 28 hari sekali. Luruhnya dinding rahim tersebut ditandai dengan keluarnya darah melalui vagina.Pola perkembangan embrio manusia berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut.
Pertumbuhan/Perkembangan Janin Bayi Dalam Rahim Kandungan Ibu Tiap BulanSebelum lahir ke dunia, anak akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibunya selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Setiap bulan janin mengalami proses perkembangan yang berbeda-beda. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sang ibu membutuhkan asupan makanan dengan gizi tertentu.
Ketika hamil seorang wanita mengalami peningkatan kebutuhan asupan gizi untuk mencukupi kebutuhan dua orang (sang ibu dan janin bayinya), yaitu antara lain seperti energi, protein, mineral, kalsium, air, omega 3, vitamin, asam folat, zat besi dan lain sebagainya.
1. Bulan Ke-1 (Pertama)
- Sel telur ibu berhasil dibuahi oleh sperma ayah
- Terdapat bola yang menempel pada dinding rahim
- Bola sel telur berkembang seperti bentuk udang dengan ukuran kecil
- Jantung dan susunan syaraf pusat terbentuk
2. Bulan Ke-2 (Kedua)
- Bentuk udang berubah menjadi seperti manusia
- Wajah bayi mulai terbentuk dengan ukuran kepala yang besar
- Ekor bayi hilang
- Jantung mulai berdetak
- Tali pusat dan plasenta terlihat jelas
- Muncul bagian tubuh tangan dan kaki
- Tumbuh otot-otot
3. Bulan Ke-3 (Ketiga)
- Jantung terbentuk sempurna
- Bagian tubuh kaki dan tangan terbentuk
- Jari-jemari yang tadinya lengket menyatu jadi terpisah
- Organ-organ vital terbentuk di akhir bulan
- Telinga mulai terlihat
4. Bulan Ke-4 (Keempat)
- Kuku jari-jemari kaki dan tangan terbentuk
- Organ dalam tubuh janin terbentuk
- Tumbuh rambut halus pada seluruh tubuh
- Janin berkembang dengan cepat
5. Bulan Ke-5 (Kelima)
- Tumbuh alis, bulu mata dan rambut
- Panca indera berkembang
- Tubuh janin dapat membentuk selaput putih pelapis tubuh dan kulit
- Janin tumbuh cepat dengan panjang bisa mencapai 13 cm
6. Bulan Ke-6 (Keenam)
- Sistem pencernaan mulai bekerja dengan mengeuarkan air seni
- Sistem kekebalan tubuh semakin mantap
- Janin dapat melakukan kontrol gerakan tubuhnya
- Ibu dapat merasakan gerakan bayi dalam perut
7. Bulan Ke-7 (Ketujuh)
- Tubuh janin telah terbentuk
- Otak mengalami perkembangan pesat.
- Organ vital selain paru-paru sudah berfungsi dengan baik.
8. Bulan Ke-8 (Kedelapan)
- Janin dapat membuka dan munutup kelopak mata
- Gerakan janin bayi telah terkoordinasi
- Lidah bayi dapat merasakan rasa asam dan manis.
9. Bulan Ke-9 (Kesembilan)
- Fisik janin bayi telah terbentuk sempurna
- Tiap minggu akan tumbuh kurang lebih 225 gram.
- Lapisan lemak tebal tumbuh di bawah kulit janin.
- Bayi siap lahir kapan saja.

B. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI
Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit

kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita. Dapatkah kamu memberikan

contoh penyakit yang menyerang sistem reproduksi pada manusia?
1. Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki. Tanda-tanda

penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

2. Gonore (kencing nanah)
Gonore (kencing nanah) disebabkan oleh bakteri. Gejala dari gonore, antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing.

Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

3. Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis, antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.

HORMON-HORMON REPRODUKSI

GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH /LH ).

FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).

Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.
Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.

Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).

LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).
Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea
Hormonal control of sexual cycle in males.


Female internal reproductive organs in side view (1).
Female reproductive organs in side view (2).

Female internal reproductive organs in front view (1).

Female internal reproductive organs in front view (2).

Female external reproductive organs.

Notice that only one ovum normally develops completely during each menstrual cycle, and the polar bodies (which contain the extra chromosomes) degenerate.
Another view of oogenesis including development from primary follicles within an ovary.
Micrograph of secondary oocyte and first polar body.
Drawing of mature follicle within ovary containing secondary oocyte.
Photo of mature follicle within ovary containing secondary oocyte.
Be able to relate the events within the ovaries to the reproductive hormone changes and to changes in the uterus and stages of the menstrual cycle. Fertilization normally occurs in the infundibulum, where the secondary oocyte is shown below.
Photomicrograph and scanning electron micrograph of uterine tube.
Photomicrograph of uterine wall.
Scanning electron micrograph view of sperm cells surrounding ovulated secondary oocyte.
Once the sperm head has entered the secondary oocyte, the last meiotic division of the oocyte is completed, and then the sperm and egg nuclei fuse to form the zygote (fertilized egg), which is the beginning stage in embryonic development. Be sure to know the interactions of hormones at each stage of the menstrual cycle and pregnancy.
Hormonal control of female reproductive functions.
Hormonal control of female reproductive functions: ovarian and menstrual cycles.